Selasa, 16 Desember 2008

SeJaRah OLAhraGa

SEJARAH OLAHRAGA (History of Sport)

Sejarah olahraga dapat mengajarkan kepada kita arti mengenai perubahan masyarakat dan mengenai olahraga itu sendiri.

Olahraga sepertinya melibatkan kemampuan dasar manusia yang dikembangkan dan dilatih untuk kepentingannya sendiri, yang sejalan dengan dilatih demi kegunaannya. Ini menunjukkan bahwa olahraga itu mungkin sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri, yang memiliki tujuan, dan adalah cara yang berguna untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menaklukkan alam dan lingkungan.

Namun, jika kita melihat jauh ke belakang bukti-bukti yang makin sedikit kurang mendukung.

Isi [tutup] 1. Pra-Sejarah 2. Cina Kuno 3. Mesir Kuno 4. Yunani Kuno 5. Eropa dan perkembangan global
Prasejarah

Banyak penemuan modern di Perancis, Afrika dan Australia pada lukisan gua (lihat seperti Lascaux) dari jaman prasejarah yang memberikan bukti kebiasaan upacara ritual. Beberapa dari bukti ini berasal dari 30.000 tahun yang lampau, berdasarkan perhitungan penanggalan karbon. Lukisan/Gambar-gambar jaman batu ditemukan di padang pasir Libya menampilkan beberapa aktivitas, renang dan memanah. [1] (http://www.fjexpeditions.com/) Seni lukis itu sendiri adalah merupakan bukti pada ketertarikan pada keahlian yang tidak ada hubungannya dengan kemampuan untuk bertahan hidup, dan adalah bukti bahwa ada waktu luang untuk dinikmati. Ini juga membuktikan aktivitas non-fungsi lain seperti ritual dan sebagainya. Jadi, meskipun sedikit bukti yang secara langsung mengenai olahraga dari sumber-sumber ini, cukup beralasan untuk menyimpulkan bahwa ada beberapa aktivitas pada waktu itu yang berkenaan dengan olahraga.

Kapten Cook, saat ia pertama kali datang ke Kepulauan Hawaii, pada tahun 1778, melaporkan bahwa penduduk asli berselancar. Masyarakat Indian Amerika asli bergabung dalam permainan-permainan dan olahraga sebelum kedatangan orang-orang Eropa, seperti lacrosse, beberapa jenis permainan bola, lari, dan aktivitas atletik lainnya. Suku Maya dan Aztec yang berbudaya memainkan permainan bola dengan serius. Lapangan yang digunakan dahulu masih digunakan sampai sekarang.

Cukup beralasan untuk menyimpulkan dari sini dan sumber-sumber bersejarah lainnya bahwa olahraga memiliki akar yang bersumber dari kemanusiaan itu sendiri.

Cina Kuno

Terdapat artefak dan bangunan-bangunan yang menunjukkan bahwa orang Cina berhubungan dengan kegiatan yang kita definisikan sebagai olahraga di awal tahun 4000 SM. Awal dan perkembangan dari kegiatan olahraga di Cina sepertinya berhubungan dekat dengan produksi, kerja, perang, dan hiburan pada waktu itu.

Senam sepertinya merupakan olahraga yang populer di Cina zaman dulu. Tentunya sekarang juga, seperti keahlian orang Cina dalam akrobat yang terkenal secara internasional.

Cina memiliki Museum Beijing yang didedikasikan untuk subjek-subjek tentang olahraga di Cina dan sejarahnya. (Lihat Olahraga Cina, Museum )

Mesir Kuno

Monumen untuk Faraoh menunjukkan bahwa beberapa cabang olahraga diperhatikan perkembangannya dan dipertandingkan secara berkala beberapa ribu tahun yang lampau, termasuk renang dan memancing. Ini tidaklah mengejutkan mengingat pentingnya Sungai Nil bagi kehidupan orang Mesir. Olahraga yang lain termasuk lempar lembing, loncat tinggi, dan gulat. (Lihat referensi Olahraga Mesir Kuno) (http://www.us.sis.gov.eg/egyptinf/history/html/hisfrm.htm).) Lagi, keberadaan olahraga yang populer menunjukkan kedekatan dengan kegiatan non-olahraga sehari-hari.

Yunani Kuno

Banyaknya cabang olahraga sudah ada sejak jaman Kerajaan Yunani Kuno. Gulat, Lari, Tinju, lempar lembing dan lempar cakram, dan balap kereta kuda adalah olahraga yang umum. Ini menunjukkan bahwa Kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olahraga mereka.

Pertandingan Olimpiade diadakan setiap empat tahun sekali di Yunani. Pertandingan tidaklah diadakan hanya sebagai even olahraga saja, tetapi juga sebagai perayaan untuk kemegahan individu, kebudayaan, dan macam-macam kesenian dan juga tempat untuk menunjukkan inovasi di bidang arsitektur dan patung. Pada dasarnya, even ini adalah waktu untuk bersyukur dan menyembah para Dewa-Dewa kepercayaan Yunani. Nama even ini diambil dari Gunung Olympus, tempat suci yang dianggap tempat hidupnya para dewa. Gencatan senjata dinyatakan selama Pertandingan Olimpiade, seperti aksi militer dan eksekusi untuk publik ditangguhkan. Ini dilakukan agar orang-orang dapat merayakan dengan damai dan berkompetisi dalam suasana yang berbudaya dan saling menghargai.

Eropa dan Perkembangan Global

Beberapa ahli sejarah- tercatat Bernard Lewis- Menyatakan bahwa olahraga beregu adalah penemuan Kebudayaan Barat. Olahraga individu, seperti gulat dan panahan, sudah dipraktekkan di seluruh dunia. Tetapi tradisi olahraga beregu, menurut para penulis ini, berasal dari Eropa, khususnya Inggris. (Ada catatan yang berlawanan- termasuk Kabaddi di India dan beberapa permainan bola Mesoamerica.) Olahraga mulai diatur dan diadakan secara berkala sejak Olimpiade Kuno sampai pada abad ini. Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan makanan menjadi aktivitas yang diatur dan dilakukan untuk kesenangan atau kompetisi dalam skala yang meningkat, seperti berburu, memancing, hortikultur. Revolusi Industri dan Produksi massa menambahkan waktu luang, yang membolehkan meningkatnya penonton olahraga, berkurangnya elitisme dalam olahraga, dan akses yang lebih besar. Trend ini dilanjutkan dengan perjalanan media massa dan komunikasi global. Profesionalisme menjadi umum, lebih jauh meningkatkan popularitas olahraga. Ini mungkin kontras dengan ide murni orang Yunani, dimana kemenangan pada pertandingan dihargai dengan sangat sederhana, dan dihargai dengan daun zaitun. (Mungkin tidak hanya mahkota daun zaitun, beberapa penulis mencatat.)

Mungkin karena reaksi dari keinginan hidup kontemporer, terdapat perkembangan olahraga yang paling baik dielaskan dengan post-modern: extreme ironing sebagai contohnya. Juga ada penemuan baru di bidang olahraga petualangan dalam bentuk melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari, contohnya white water rafting, canyoning, BASE jumping dan yang lebih sopan, orienteering.

Selasa, 02 Desember 2008

OlaHraGa MempErtajam IngaTaN

Olahraga ternyata tak hanya membuat tubuh bugar dan sehat, tapi
berolah tubuh diyakini bisa meningkatkan kemampuan otak untuk
membangun sel-sel baru yang berkaitan dengan daya ingat.

Ujicoba yang dilakukan sekelompok peneliti Amerika memperlihatkan
bahwa olahraga bisa menumbuhkan sel-sel baru pada dentate gyrus,
bagian dari hippocampus yang berpengaruh pada penurunan daya ingat
manusia yang umumnya dimulai pada usia sekitar 30an.

Awalnya peneliti menggunakan skan MRI pada tikus. MRI atau Magnetic
Resonance Imaging merupakan pemeriksaan dengan menggunakan gelombang
elektromagnet untuk menghasilkan gambar organ dalam tubuh manusia.

Setelah melakukan pada tikus, mereka menggunakan MRI untuk meneliti
otak manusia sebelum dan setelah berolahraga. Mereka menemukan pola
yang sama, yang menunjukkan bahwa manusia juga mengembangkan sel-sel
otak baru saat mereka berolahraga.

"Tak ada penelitian sebelumnya yang secara sistematis mengkaji wilayah
hippocampus sevara berbeda dan mengidentifikasi wilayah mana yang
paling terpengaruh dengan olahraga," kata pemimpin studi Dr. Scott
Small, ahli syaraf di Columbia University Medical Center di New York,
seperti dilansir dari Reuters, Senin (12/03).

Sementara itu Fred Gage, ahli otak dari Salk Institute di La Jolla,
California, telah memperlihatkan bahwa olahraga bisa mengakibatkan
pengembangan sel baru otak pada tikus sama dengan dentate gyrus.

Tim yang menulis hasil penelitian mereka pada Proceedings of the
National Academy of Sciences saling bekerjasama menemukan cara
mengukur pengukuran MRI ini, dengan melacak volume darah pada otak.

"Segera setelah temuan ini dipastikan pada tikus, kami tertarik untuk
memastikan bagaimana olahraga berdampak pada peta volume darah orang
hippocampus pada manusia," tambah Gage.

Mereka tentu saja tak dapat membedah otak manusia untuk melihat apakah
syaraf baru tumbuh, tapi mereka memilih menggunakan MRI untuk
melihatnya.

Dalam penelitian ini, mereka merekrut 11 orang dewasa yang sehat dan
meminta mereka melakukan olahraga seperti aerobik selama tiga bulan
secara rutin, yang dibarengi dengan melakukan MRI pada otak mereka
sebelum dan setelah olahraga. Mereka juga mengukur kebugaran responden
dengan mengukur volume oksigen sebelum dan setelah berolahraga.

"Olahraga melancarkan aliran darah ke dentate gyrus pada manusia, dan
makin sehat seseorang, makin banyak aliran darah MRI terdeteksi,"
jelas para peneliti.

"Kesamaan luar biasa antara perubahan volume darah otak yang
dihasilkan oleh olahraga dalam pembentukan hippocampus pada tikus dan
manusia menunjukkan bahwa dampak tersebut memiliki mekanisme serupa,"
tambah Gage dkk, yang akan meneliti manfaat olahraga untuk
meningkatkan daya ingat dan meminimalkan kehilangan daya ingat normal.